Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal
Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal

Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal

Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung persediaan barang dagang awal. Menghitung persediaan barang dagang awal penting untuk mengetahui stok barang yang tersedia pada tanggal tertentu. Simak penjelasannya di bawah ini ya.

Apa itu Persediaan Barang Dagang Awal?

Persediaan barang dagang awal adalah stok barang yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode sebelumnya. Barang dagang sendiri adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali dengan tujuan meraih keuntungan. Dalam menghitung persediaan barang dagang awal, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Berikut adalah beberapa metode penghitungan persediaan barang dagang awal.

1. Metode First In First Out (FIFO)

Metode FIFO menghitung persediaan barang dagang awal dengan cara mengasumsikan bahwa barang yang masuk pertama kali juga yang keluar pertama kali. Dalam hal ini, barang yang terjual dihitung berdasarkan barang yang pertama kali masuk. Metode FIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menjual barang dengan masa simpan yang terbatas seperti makanan atau minuman.

2. Metode Last In First Out (LIFO)

Berbeda dengan metode FIFO, pada metode LIFO menghitung persediaan barang dagang awal dengan cara mengasumsikan bahwa barang yang keluar terlebih dahulu juga yang masuk terakhir. Dalam hal ini, barang yang terjual dihitung berdasarkan barang yang terakhir kali masuk. Metode LIFO cocok digunakan pada perusahaan yang menjual produk dengan sifatnya tidak cepat basi atau kadaluarsa seperti peralatan elektronik atau pakaian.

3. Metode Average Cost

Pada metode ini, persediaan barang dagang awal dihitung dengan cara menghitung rata-rata harga per unit barang. Harga rata-rata ini dihitung berdasarkan total harga barang yang dimiliki dibagi dengan jumlah unit barang. Metode ini cocok digunakan pada perusahaan yang menjual barang dengan harga yang fluktuatif atau cenderung berubah-ubah seperti saham atau emas.

Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal dengan Metode FIFO

Berikut adalah cara menghitung persediaan barang dagang awal dengan metode FIFO.

1. Tentukan Stok Barang Dagang Akhir

Pertama-tama, tentukan jumlah stok barang dagang akhir pada periode sebelumnya. Stok barang dagang akhir dapat ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan pada periode sebelumnya. Misalnya, pada periode sebelumnya stok barang dagang akhir sebesar Rp 100.000,-.

2. Tentukan Barang yang Terjual

Selanjutnya, tentukan barang apa saja yang terjual pada periode sebelumnya. Barang yang terjual ini dapat ditemukan pada laporan penjualan perusahaan. Misalnya, barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

3. Hitung Total Harga Barang yang Terjual

Setelah itu, hitung total harga barang yang terjual. Total harga ini didapat dengan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang terjual. Misalnya, harga barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

4. Tentukan Harga Barang Dagang di Pembelian Terakhir

Langkah selanjutnya adalah menentukan harga barang dagang saat pembelian terakhir. Harga barang dagang ini dapat ditemukan pada faktur pembelian terakhir. Misalnya, harga barang dagang saat pembelian terakhir sebesar Rp 10.000,- per unit.

5. Hitung Jumlah Barang Dagang yang Masuk pada Periode Sebelumnya

Setelah itu, hitung jumlah barang dagang yang masuk pada periode sebelumnya. Jumlah barang ini dapat ditemukan pada faktur pembelian atau catatan gudang. Misalnya, pada periode sebelumnya tercatat masuk 100 unit barang dagang.

6. Hitung Total Harga Barang Dagang yang Masuk pada Periode Sebelumnya

Terakhir, hitung total harga barang dagang yang masuk pada periode sebelumnya. Total harga ini didapat dengan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang masuk. Misalnya, total harga barang dagang pada periode sebelumnya sebesar Rp 1.000.000,-.

Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal dengan Metode LIFO

Berikut adalah cara menghitung persediaan barang dagang awal dengan metode LIFO.

1. Tentukan Stok Barang Dagang Akhir

Langkah pertama dalam metode LIFO adalah menentukan stok barang dagang akhir pada periode sebelumnya. Stok barang dagang akhir dapat ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan pada periode sebelumnya. Misalnya, pada periode sebelumnya stok barang dagang akhir sebesar Rp 100.000,-.

2. Tentukan Barang yang Terjual

Selanjutnya, tentukan barang apa saja yang terjual pada periode sebelumnya. Barang yang terjual ini dapat ditemukan pada laporan penjualan perusahaan. Misalnya, barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

3. Hitung Total Harga Barang yang Terjual

Setelah itu, hitung total harga barang yang terjual. Total harga ini didapat dengan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang terjual. Misalnya, harga barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

4. Tentukan Harga Barang Dagang di Pembelian Terakhir

Langkah selanjutnya adalah menentukan harga barang dagang saat pembelian terakhir. Harga barang dagang ini dapat ditemukan pada faktur pembelian terakhir. Misalnya, harga barang dagang saat pembelian terakhir sebesar Rp 10.000,- per unit.

5. Hitung Jumlah Barang Dagang yang Masuk pada Periode Sebelumnya

Setelah itu, hitung jumlah barang dagang yang masuk pada periode sebelumnya. Jumlah barang ini dapat ditemukan pada faktur pembelian atau catatan gudang. Misalnya, pada periode sebelumnya tercatat masuk 100 unit barang dagang.

6. Hitung Total Harga Barang Dagang yang Masuk pada Periode Sebelumnya

Terakhir, hitung total harga barang dagang yang masuk pada periode sebelumnya. Total harga ini didapat dengan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang masuk. Misalnya, total harga barang dagang pada periode sebelumnya sebesar Rp 1.000.000,-.

Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal dengan Metode Average Cost

Berikut adalah cara menghitung persediaan barang dagang awal dengan metode Average Cost.

1. Tentukan Stok Barang Dagang Akhir

Pertama-tama, tentukan jumlah stok barang dagang akhir pada periode sebelumnya. Stok barang dagang akhir dapat ditemukan pada laporan laba rugi perusahaan pada periode sebelumnya. Misalnya, pada periode sebelumnya stok barang dagang akhir sebesar Rp 100.000,-.

2. Tentukan Barang yang Terjual

Selanjutnya, tentukan barang apa saja yang terjual pada periode sebelumnya. Barang yang terjual ini dapat ditemukan pada laporan penjualan perusahaan. Misalnya, barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

3. Hitung Total Harga Barang yang Terjual

Setelah itu, hitung total harga barang yang terjual. Total harga ini didapat dengan mengalikan harga barang dengan jumlah barang yang terjual. Misalnya, harga barang yang terjual pada periode sebelumnya sebesar Rp 75.000,-.

4. Hitung Harga Rata-rata Per Unit Barang Dagang

Langkah selanjutnya adalah menghitung harga rata-rata per unit barang dagang. Harga rata-rata ini didapat dengan cara membagi total harga barang dagang dengan jumlah unit barang dagang. Misalnya, total harga barang dagang pada periode sebelumnya sebesar Rp 1.000.000,- dengan jumlah unit barang dagang sebanyak 100 unit. Maka harga rata-rata per unit barang dagang adalah Rp 10.000,-.

5. Hitung Persediaan Barang Dagang Awal

Terakhir, hitung persediaan barang dagang awal. Persediaan barang dagang awal didapat dengan cara mengalikan jumlah stok barang dagang akhir dengan harga rata-rata per unit barang dagang. Misalnya, jumlah stok barang dagang akhir pada periode sebelumnya sebesar Rp 100.000,-. Maka persediaan barang dagang awal adalah Rp 10.000,-.

FAQ

NoPertanyaanJawaban
1Apa itu persediaan barang dagang awal?Persediaan barang dagang awal adalah stok barang yang dimiliki oleh perusahaan pada akhir periode sebelumnya.
2Metode penghitungan persediaan barang dagang apa saja yang umum digunakan?Metode penghitungan persediaan barang dagang yang umum digunakan antara lain metode FIFO, LIFO, dan Average Cost.
3Apa beda metode FIFO dan LIFO?Pada metode FIFO, barang yang terjual dihitung berdasarkan barang yang pertama kali masuk. Sedangkan pada metode LIFO, barang yang terjual dihitung berdasarkan barang yang terakhir kali masuk.
4Kapan metode Average Cost digunakan?Metode Average Cost cocok digunakan pada perusahaan yang menjual barang dengan harga yang fluktuatif atau cenderung berubah-ubah seperti saham atau emas.
5Kenapa menghitung persediaan barang dagang awal penting?Menghitung persediaan barang dagang awal penting untuk mengetahui stok barang yang tersedia pada tanggal tertentu.

Itulah tadi penjelasan mengenai cara menghitung persediaan barang dagang awal. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya.

Cara Menghitung Persediaan Barang Dagang Awal