Cara Menghitung Harga Saham Perusahaan

Hello, Sobat TeknoBgt! Pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung harga saham perusahaan. Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer di Indonesia. Harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kinerja perusahaan, kondisi pasar, dan situasi politik. Oleh karena itu, sebagai investor saham, penting untuk memahami cara menghitung harga saham perusahaan agar dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

Pendahuluan

Sebelum memulai pembahasan tentang cara menghitung harga saham perusahaan, ada beberapa hal yang perlu Sobat TeknoBgt ketahui terlebih dahulu. Pertama, harga saham merupakan harga pasar yang ditetapkan oleh permintaan dan penawaran di bursa saham. Kedua, nilai saham tidak sama dengan nilai perusahaan, karena nilai perusahaan mencakup semua aset, hutang, dan modal yang dimilikinya.

Dalam pembahasan ini, kita akan membahas tentang dua metode dasar dalam menghitung harga saham perusahaan, yaitu metode Price-to-Earnings Ratio (PER) dan Dividend Discount Model (DDM).

Metode Price-to-Earnings Ratio (PER)

PER merupakan rasio antara harga saham perusahaan dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. PER dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

PER=Harga Saham:Laba per Lembar Saham

Sebagai contoh, jika harga saham perusahaan adalah Rp 10.000 dan laba bersih per lembar saham adalah Rp 500, maka PER perusahaan tersebut adalah 20.

PER dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah harga saham perusahaan terlalu murah atau terlalu mahal. Jika PER perusahaan lebih rendah dari rata-rata PER industri sejenis, maka harga saham perusahaan dianggap murah dan layak untuk dibeli. Sebaliknya, jika PER perusahaan lebih tinggi dari rata-rata PER industri sejenis, maka harga saham perusahaan dianggap mahal dan sebaiknya dihindari.

Kelebihan dan Kekurangan Metode PER

Metode PER memiliki beberapa kelebihan, antara lain mudah digunakan dan dapat memberikan gambaran mengenai valuasi saham yang relatif. Namun, metode PER juga memiliki kekurangan, yaitu tidak memperhitungkan pertumbuhan laba perusahaan di masa depan dan tidak dapat digunakan pada perusahaan yang belum mencatatkan laba.

Dividend Discount Model (DDM)

DDM merupakan metode perhitungan harga saham perusahaan berdasarkan nilai sekarang dari dividen yang diperoleh oleh pemegang saham. DDM dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

DDM=Dividen:(R – g)

Dimana R adalah tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor dan g adalah tingkat pertumbuhan dividen. R dan g dapat diestimasi berdasarkan data historis dan proyeksi masa depan.

Sebagai contoh, jika perusahaan tersebut memiliki dividen per lembar saham sebesar Rp 200 dan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor sebesar 10%, sementara tingkat pertumbuhan dividen sebesar 5%, maka harga saham perusahaan dapat dihitung sebagai berikut:

DDM = Rp 200 : (10% – 5%) = Rp 4.000

Jadi, harga saham perusahaan seharusnya sekitar Rp 4.000.

Kelebihan dan Kekurangan Metode DDM

Metode DDM memiliki kelebihan yaitu dapat memperhitungkan pertumbuhan dividen di masa depan dan cocok untuk perusahaan yang membayar dividen secara teratur. Namun, metode DDM juga memiliki kekurangan yaitu tidak cocok untuk perusahaan yang tidak membayar dividen atau mengalami fluktuasi dalam pembayaran dividen.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa itu saham?

Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang menyatakan kepemilikan sebagian dari suatu perusahaan. Dengan membeli saham, investor menjadi pemilik perusahaan dan berhak atas dividen yang diberikan perusahaan serta keuntungan kapital saat menjual saham.

2. Bagaimana harga saham ditentukan?

Harga saham ditentukan oleh permintaan dan penawaran di bursa saham. Jika ada banyak investor yang ingin membeli saham suatu perusahaan, harga saham akan naik. Sebaliknya, jika ada banyak investor yang ingin menjual saham suatu perusahaan, harga saham akan turun.

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham?

Harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, kondisi pasar, situasi politik, suku bunga, dan lain-lain. Kinerja perusahaan yang baik dan prospek bisnis yang positif dapat meningkatkan harga saham, sementara situasi politik yang tidak stabil atau kondisi pasar yang buruk dapat menurunkan harga saham.

4. Apa yang dimaksud dengan Price-to-Earnings Ratio (PER)?

PER merupakan rasio antara harga saham perusahaan dengan laba per lembar saham yang diperoleh oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. PER dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah harga saham perusahaan terlalu murah atau terlalu mahal.

5. Apa yang dimaksud dengan Dividend Discount Model (DDM)?

DDM merupakan metode perhitungan harga saham perusahaan berdasarkan nilai sekarang dari dividen yang diperoleh oleh pemegang saham. DDM dapat memperhitungkan pertumbuhan dividen di masa depan dan cocok untuk perusahaan yang membayar dividen secara teratur.

Kesimpulan

Demikianlah pembahasan tentang cara menghitung harga saham perusahaan. Dalam memilih saham untuk diinvestasikan, Sobat TeknoBgt perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kinerja perusahaan, kondisi pasar, dan risiko investasi. Dengan memahami cara menghitung harga saham perusahaan, Sobat TeknoBgt dapat membuat keputusan investasi yang tepat.

Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Harga Saham Perusahaan