Apa Itu Syiah?

Syiah adalah salah satu cabang dari agama Islam yang memiliki pandangan dan keyakinan yang berbeda dari mayoritas umat Islam. Syiah memiliki pengikut yang tersebar di berbagai negara, terutama di Iran, Irak, Bahrain, Lebanon, dan Yaman.

Sejarah Syiah

Sejarah Syiah bermula pada masa khalifah Utsman bin Affan. Pada masa itu, terjadi perbedaan pendapat di antara para sahabat Nabi Muhammad saw tentang siapa yang berhak menjadi khalifah setelah kematian Nabi Muhammad saw. Sebagian besar sahabat setuju untuk memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, sedangkan sebagian lainnya menginginkan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah.

Setelah Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah, Ali bin Abi Thalib dan para pengikutnya menuntut agar Utsman mundur dari jabatan khalifah karena dianggap melakukan penyelewengan. Namun, Utsman menolak tuntutan tersebut dan akhirnya dibunuh oleh para pengikut Ali bin Abi Thalib.

Setelah Utsman meninggal, Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah keempat. Namun, masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib tidak berjalan mulus karena terjadi konflik dengan Muawiyah bin Abu Sufyan, gubernur Suriah. Konflik tersebut berakhir dengan kematian Ali bin Abi Thalib dan pemerintahan diambil alih oleh Muawiyah bin Abu Sufyan.

Setelah kematian Ali bin Abi Thalib, para pengikutnya merasa bahwa Ali bin Abi Thalib adalah khalifah yang sah dan memiliki hak untuk memimpin umat Islam. Keyakinan ini menjadi dasar terbentuknya kelompok Syiah.

Pandangan Syiah

Salah satu perbedaan utama antara Syiah dan Sunni adalah pandangan mengenai kepemimpinan dalam Islam. Syiah percaya bahwa kepemimpinan Islam harus dipegang oleh keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Ali bin Abi Thalib. Kepemimpinan Islam ini disebut dengan istilah imamah.

Selain itu, Syiah juga memiliki keyakinan bahwa imam-imam mereka memiliki kelebihan spiritual dan keilmuan yang lebih dibandingkan dengan umat Islam lainnya. Keyakinan ini disebut dengan istilah infalibilitas.

Beberapa kelompok Syiah juga mempercayai adanya imam yang tersembunyi (imam yang tidak terlihat secara fisik) yang akan kembali pada akhir zaman untuk memimpin umat Islam ke arah kebenaran. Keyakinan ini disebut dengan istilah mahdi.

Perbedaan Syiah dan Sunni

Perbedaan antara Syiah dan Sunni tidak hanya terletak pada pandangan mengenai kepemimpinan dalam Islam, tetapi juga terdapat perbedaan dalam praktik ibadah dan sejarah.

Salah satu perbedaan praktik ibadah antara Syiah dan Sunni adalah dalam pelaksanaan salat. Syiah melakukan salat dengan cara yang sedikit berbeda dan memiliki waktu salat yang berbeda dari Sunni.

Sejarah juga menjadi perbedaan antara Syiah dan Sunni. Syiah memiliki pandangan yang berbeda mengenai beberapa peristiwa dalam sejarah Islam, seperti kematian Utsman bin Affan dan perjanjian Hudaibiyah.

Syiah di Indonesia

Di Indonesia, Syiah merupakan salah satu kelompok minoritas dalam agama Islam. Syiah pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-16 melalui para pedagang Persia.

Pada masa penjajahan Belanda, Syiah di Indonesia mengalami penindasan dan pembatasan kebebasan beragama. Namun, setelah Indonesia merdeka, Syiah diakui sebagai agama yang sah dan memiliki hak yang sama dengan agama lainnya.

Saat ini, Syiah di Indonesia memiliki organisasi dan lembaga pendidikan yang aktif dalam menyebarkan ajaran Syiah. Namun, Syiah di Indonesia masih mengalami diskriminasi dan seringkali dianggap sebagai kelompok yang kontroversial.

Kesimpulan

Syiah adalah salah satu cabang dari agama Islam yang memiliki pandangan dan keyakinan yang berbeda dari mayoritas umat Islam. Perbedaan utama antara Syiah dan Sunni terletak pada pandangan mengenai kepemimpinan dalam Islam. Di Indonesia, Syiah diakui sebagai agama yang sah dan memiliki hak yang sama dengan agama lainnya, namun masih mengalami diskriminasi dan seringkali dianggap sebagai kelompok yang kontroversial.