Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet
Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet

Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet

Pertanyaan

Mengapa pada masa demokrasi liberal sering terjadi pergantian kabinet

Jawaban

karena pada tahun 1950 -1953 indonesia belum melakukan pemilu dan pada saat itu hanya terpimpin oleh presiden saja..  kemudian pada 1954 dilakukan lah pemilu agar dapat menjadi kabinet yang kuat, pemilunya berbentuk liberal.. hingga akhirnya Ir. Juanda menjabat dan terjadinya percobaan pembunuhan presiden 30 oktober 1957.

dari situlah dapat disimpulkan bahwa pada saat demokrasi liberal digunakan indonesia masih dalam keadaan belum seimbang dan masih goyah perpolitikannya.

Penjelasan

Kabinet sering berubah pada masa demokrasi liberal, karena pada saat itu tidak ada partai yang dominan di parlemen. Kabinet pada akhirnya terdiri dari koalisi partai politik. Indonesia menerapkan kebebasan dan demokrasi, mengubah negara menjadi sistem parlementer. Sistem ini mengacu pada kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri yang dipilih oleh parlemen. Namun, dalam penerapan sistem demokrasi liberal, pemerintah sering berganti kabinet. Mengapa? Alasan seringnya pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal. Sebenarnya, dalam pemerintahan yang menganut sistem demokrasi, pergantian kabinet adalah hal yang wajar. Namun, ketika Indonesia menggunakan sistem demokrasi liberal, kabinet pemerintahannya sering berubah.

 

Alasan seringnya pergantian kabinet adalah:

  1. Tidak ada pemerintahan partai di parlemen ⇒ Parlemen liberal dan demokratis terdiri dari beberapa partai politik tanpa pemerintahan. Artinya mereka hanya punya satu suara dan harus mendukung penuh pemerintah. Artinya, pembentukan kabinet hanya terdiri dari beberapa partai politik. Ketika sebuah partai politik tidak mendukung aliansinya, perdana menteri bertanggung jawab atas kelangsungan kabinet pemerintah dan otorisasi dikembalikan kepada presiden. Itulah sebabnya kabinet selalu berganti di era demokrasi liberal.
  2. Munculnya mosi tidak percaya ⇒ Kurangnya kepemimpinan partai politik pemerintah Indonesia telah menyebabkan beberapa konflik antara berbagai partai di parlemen. Setiap partai memiliki tujuan dan ide yang berbeda, yang memicu mosi tidak percaya pada pemerintah. Karena mosi tidak percaya, kinerja kabinet pemerintah tidak memuaskan, sehingga pelaksanaan rencana itu tidak selesai dan berakhir dengan kekecewaan publik. Kesejahteraan dan pembangunan diabaikan dan tidak dapat dicapai.
  3. Pembuatan kebijakan tidak memenuhi tujuan ⇒ Demokrasi liberal berfokus pada kebebasan individu, tetapi pemerintah tetap memegang kendali penuh atas kekuasaan. Setiap kabinet yang dibentuk pada masa ini merumuskan kebijakan yang merugikan rakyat tetapi hanya menguntungkan partai yang berkuasa. Hampir semua kebijakan politik, ekonomi, dan sosial dianggap hanya disalahgunakan oleh individu dan partai koalisi. Hal ini memungkinkan presiden dan perdana menteri melakukan perubahan kabinet agar pemerintahan berjalan sesuai dengan tujuan semula.

Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dipahami bahwa Pergantian kabinet pada masa Demokrasi Liberal karena:

  1. Tidak ada pemerintahan partai di parlemen
  2. Munculnya mosi tidak percaya
  3. Pembuatan kebijakan tidak memenuhi tujuan