Cara Menghitung Histogram dan Poligon Frekuensi

Halo sobat TeknoBgt! Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung histogram dan poligon frekuensi. Histogram dan poligon frekuensi adalah dua metode yang digunakan untuk memvisualisasikan distribusi data dalam bentuk grafik. Dalam dunia statistika, histogram dan poligon frekuensi sangat penting untuk membantu kita memahami data yang kita miliki. Tanpa basa-basi, langsung saja kita mulai!

Apa itu Histogram?

Sebelum kita membahas cara menghitung histogram, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa itu histogram. Histogram adalah grafik yang menampilkan distribusi data dalam bentuk batang-batang tegak. Batang-batang tersebut merepresentasikan rentang data atau interval, sedangkan tinggi batang menunjukkan frekuensi data yang masuk ke dalam interval tersebut.

Secara umum, histogram digunakan untuk memvisualisasikan distribusi data kontinu, seperti data tinggi badan manusia atau suhu udara. Histogram sangat membantu kita dalam memahami bagaimana data terdistribusi dan apakah terdapat outlier atau anomali dalam data tersebut.

Menghitung Jumlah Interval

Sebelum kita dapat membuat histogram, pertama-tama kita perlu menentukan jumlah interval yang akan digunakan. Jumlah interval yang optimal tergantung pada jumlah data yang kita miliki serta tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah interval adalah dengan menggunakan rumus Sturges Formula:

Jumlah DataJumlah Interval
10 – 305
31 – 1007
101 – 2009

Rumus Sturges Formula mengasumsikan bahwa data kita berdistribusi normal. Jika data kita tidak berdistribusi normal, kita perlu menggunakan metode lain untuk menentukan jumlah interval yang tepat.

Menghitung Rentang Interval

Setelah menentukan jumlah interval, langkah selanjutnya adalah menentukan rentang interval. Rentang interval adalah selisih antara nilai terkecil dan terbesar dalam data, dibagi dengan jumlah interval.

Rumus untuk menghitung rentang interval adalah:

rentang interval = (nilai terbesar – nilai terkecil) / jumlah interval

Membuat Tabel Frekuensi

Setelah menentukan rentang interval, langkah selanjutnya adalah membuat tabel frekuensi. Tabel frekuensi memuat informasi tentang jumlah data yang masuk ke dalam setiap interval yang telah ditentukan.

Contohnya, jika kita memiliki data sebagai berikut:

21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 40, 42, 44

Dengan menggunakan rumus Sturges Formula, kita memilih 5 interval. Jadi, rentang interval adalah:

rentang interval = (44 – 21) / 5 = 4.6

Selanjutnya, kita membuat tabel frekuensi sebagai berikut:

IntervalBatas BawahBatas AtasFrekuensi
12125.66
225.630.25
330.234.84
434.839.43
539.4442

Pada tabel frekuensi di atas, kita dapat melihat bahwa nilai rentang interval yang telah ditentukan digunakan untuk menentukan batas bawah dan batas atas setiap interval pada tabel frekuensi.

Membuat Histogram

Setelah tabel frekuensi selesai dibuat, langkah terakhir adalah membuat histogram. Untuk membuat histogram, kita menggunakan batang-batang vertikal yang merepresentasikan frekuensi setiap interval.

Sebagai contoh, histogram untuk data yang telah kita olah sebelumnya adalah sebagai berikut:

Apa itu Poligon Frekuensi?

Poligon frekuensi adalah grafik yang menampilkan distribusi data dalam bentuk garis-garis. Poligon frekuensi digunakan untuk memvisualisasikan distribusi data yang kontinu, sama seperti histogram.

Untuk membuat poligon frekuensi, kita perlu melakukan beberapa langkah yang sama dengan langkah-langkah yang telah kita lakukan untuk membuat histogram.

Menghitung Jumlah Interval dan Rentang Interval

Langkah pertama adalah menentukan jumlah interval dan rentang interval, sama seperti saat membuat histogram.

Membuat Tabel Frekuensi

Setelah menentukan rentang interval, langkah selanjutnya adalah membuat tabel frekuensi. Tabel frekuensi untuk poligon frekuensi sama dengan tabel frekuensi untuk histogram.

Membuat Poligon Frekuensi

Setelah tabel frekuensi selesai dibuat, langkah terakhir adalah membuat poligon frekuensi. Untuk membuat poligon frekuensi, kita menghubungkan titik-titik tengah masing-masing interval pada tabel frekuensi dengan garis lurus.

Sebagai contoh, poligon frekuensi untuk data yang sama dengan contoh sebelumnya adalah sebagai berikut:

FAQ

1. Apa bedanya histogram dan poligon frekuensi?

Perbedaan utama antara histogram dan poligon frekuensi adalah bentuk grafik yang digunakan. Histogram menggunakan batang-batang vertikal, sedangkan poligon frekuensi menggunakan garis-garis lurus.

2. Kapan sebaiknya menggunakan histogram dan kapan sebaiknya menggunakan poligon frekuensi?

Secara umum, kita dapat menggunakan histogram dan poligon frekuensi untuk memvisualisasikan distribusi data kontinu. Namun, jika data kita terdiri dari sedikit interval, poligon frekuensi mungkin lebih cocok digunakan daripada histogram.

3. Apa yang harus dilakukan jika data kita tidak berdistribusi normal?

Jika data kita tidak berdistribusi normal, kita perlu menggunakan metode yang berbeda untuk menentukan jumlah interval dan rentang interval yang tepat.

4. Apa saja aplikasi dari histogram dan poligon frekuensi?

Histogram dan poligon frekuensi dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti statistik, ilmu sosial, ekonomi, dan sebagainya. Contohnya, histogram dapat digunakan untuk memvisualisasikan distribusi nilai-nilai mahasiswa pada suatu ujian, sedangkan poligon frekuensi dapat digunakan untuk memvisualisasikan distribusi suhu udara sepanjang tahun.

5. Apa yang harus dilakukan jika data kita memiliki outlier atau anomali?

Jika data kita memiliki outlier atau anomali, kita perlu mempertimbangkan untuk menghapus data tersebut atau menggunakan metode yang lebih sesuai untuk menangani data yang tidak normal, seperti Robust Regression.

Kesimpulan

Dalam artikel ini, kita telah membahas tentang cara menghitung histogram dan poligon frekuensi. Dalam membuat histogram, kita perlu menentukan jumlah interval, rentang interval, dan membuat tabel frekuensi sebelum membuat grafik batang vertikal yang merepresentasikan frekuensi setiap interval. Sementara itu, dalam membuat poligon frekuensi, kita menghubungkan titik tengah masing-masing interval pada tabel frekuensi dengan garis lurus.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung Histogram dan Poligon Frekuensi