Sifat Koligatif Larutan: Pengertian dan Contohnya

Sifat koligatif larutan merupakan sifat-sifat yang terjadi pada larutan akibat adanya partikel-partikel yang terlarut di dalamnya. Sifat ini dipengaruhi oleh jumlah partikel yang terlarut di dalam larutan, bukan jenis partikel tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai sifat koligatif larutan beserta contohnya.

Penurunan Tekanan Uap

Salah satu sifat koligatif larutan yang paling umum adalah penurunan tekanan uap. Penurunan tekanan uap terjadi ketika partikel-partikel terlarut di dalam larutan menurunkan jumlah partikel gas di atas permukaan larutan. Akibatnya, tekanan uap yang dihasilkan oleh larutan akan lebih rendah daripada tekanan uap yang dihasilkan oleh pelarut murni.

Contoh dari sifat ini adalah ketika garam ditambahkan ke dalam air. Penambahan garam ke dalam air akan menyebabkan tekanan uap air yang dihasilkan menjadi lebih rendah daripada tekanan uap air murni. Hal ini dapat diamati ketika air yang telah diberi garam membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendidih daripada air murni.

Kenaikan Titik Didih

Sifat koligatif larutan yang lain adalah kenaikan titik didih. Kenaikan titik didih terjadi ketika partikel-partikel terlarut di dalam larutan meningkatkan titik didih pelarut. Hal ini terjadi karena partikel-partikel terlarut menghambat gerakan molekul pelarut, sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mencapai titik didih pelarut.

Contoh dari sifat ini adalah ketika gula ditambahkan ke dalam air. Penambahan gula ke dalam air akan menyebabkan titik didih air yang dihasilkan menjadi lebih tinggi daripada titik didih air murni. Hal ini dapat diamati ketika air yang telah diberi gula membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendidih daripada air murni.

Penurunan Titik Beku

Sifat koligatif larutan yang ketiga adalah penurunan titik beku. Penurunan titik beku terjadi ketika partikel-partikel terlarut di dalam larutan menurunkan kecepatan pembekuan pelarut. Hal ini terjadi karena partikel-partikel terlarut mengganggu kristalisasi pelarut, sehingga dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mencapai titik beku pelarut.

Contoh dari sifat ini adalah ketika garam ditambahkan ke dalam air. Penambahan garam ke dalam air akan menyebabkan titik beku air yang dihasilkan menjadi lebih rendah daripada titik beku air murni. Hal ini dapat diamati ketika air yang telah diberi garam membutuhkan suhu yang lebih rendah untuk membeku daripada air murni.

Osmosis

Sifat koligatif larutan yang terakhir adalah osmosis. Osmosis terjadi ketika larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi bergerak ke larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah melalui membran semipermeabel. Hal ini terjadi karena partikel-partikel terlarut di dalam larutan menarik pelarut dari sisi dengan konsentrasi yang lebih rendah ke sisi dengan konsentrasi yang lebih tinggi.

Contoh dari sifat ini adalah ketika sel darah merah diletakkan dalam larutan garam. Larutan garam memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada sel darah merah, sehingga air di dalam sel darah merah akan bergerak keluar melalui membran sel dan masuk ke dalam larutan garam. Hal ini akan menyebabkan sel darah merah menjadi keriput dan mengalami pengurangan volume.

Kesimpulan

Sifat koligatif larutan merupakan sifat-sifat yang terjadi pada larutan akibat adanya partikel-partikel yang terlarut di dalamnya. Beberapa contoh sifat koligatif larutan antara lain penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan osmosis. Pengetahuan mengenai sifat koligatif larutan dapat membantu kita dalam memahami berbagai fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.