Cara Menghitung BCM untuk Pekerjaan Tambang

Salam Sobat TeknoBgt! Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung BCM untuk pekerjaan tambang. Bagi yang masih baru di dunia tambang, mungkin masih bingung mengenai penghitungan BCM ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahasnya secara lengkap dan mudah dipahami.

Apa itu BCM?

BCM atau Bank Cubic Meter adalah satuan pengukuran volume material yang digunakan dalam kegiatan pertambangan. Satuan ini digunakan untuk mengukur volume dari material yang diangkut dan dikumpulkan di lokasi tertentu, seperti di stockpile atau di dumpsite.

Dalam dunia tambang, penggunaan satuan BCM sangat penting untuk menghitung produksi tambang. Dengan menghitung BCM, kita dapat mengetahui volume material yang telah diproduksi atau yang masih tersedia di lokasi.

Cara Menghitung BCM

Ada beberapa cara dalam menghitung BCM, tergantung pada jenis material yang akan dihitung. Pada umumnya, BCM dihitung dengan rumus panjang x lebar x tinggi. Namun, pada material seperti batubara, yang memiliki volume yang tidak tetap, BCM dihitung dengan menggunakan metode cross-section.

Rumus Panjang x Lebar x Tinggi

Metode penghitungan BCM dengan menggunakan rumus panjang x lebar x tinggi dapat diterapkan pada material yang memiliki bentuk dan volume yang tetap, seperti bongkahan batu.

BahanRumus
BatuPanjang x Lebar x Tinggi
TanahPanjang x Lebar x Tinggi
PasirPanjang x Lebar x Tinggi

Contoh: Anda memiliki sebidang lahan yang berukuran 100 meter x 50 meter dengan ketinggian tanah yang berbeda-beda. Setelah menjalankan alat berat, diperoleh ketinggian tanah dengan rincian sebagai berikut:

  • 20 meter x 100 meter x 2 meter
  • 20 meter x 50 meter x 1 meter
  • 30 meter x 40 meter x 1,5 meter

Maka total BCM yang dihasilkan adalah:

BCM = (20 x 100 x 2) + (20 x 50 x 1) + (30 x 40 x 1,5) = 8000 + 1000 + 1800 = 10800 BCM

Metode Cross-Section

Pada material seperti batubara, yang memiliki volume yang tidak tetap, BCM dihitung dengan menggunakan metode cross-section. Metode ini menghitung volume material dengan cara mengambil contoh atau cross-section pada interval tertentu dan menghitung volume material pada interval tersebut.

Contoh: Anda memiliki lapisan batubara dengan ketebalan 5 meter dan lebar 20 meter. Anda ingin menghitung BCM dari lapisan batubara tersebut. Berikut adalah contoh metode cross-section yang dapat dilakukan:

  1. Buat jalur transek atau lintasan pada lapisan batubara dengan lebar 20 meter.
  2. Kemudian ambil cross-section pada interval tertentu sepanjang jalur transek.
  3. Hitung volume material pada cross section tersebut dengan rumus luas penampang x tinggi.
  4. Jumlahkan volume material pada setiap cross-section yang diambil.
  5. Hasil penjumlahan tersebut adalah BCM dari lapisan batubara tersebut.

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Apa beda BCM dan Tonase?

BCM dan Tonase keduanya adalah satuan pengukuran volume material. Namun, Tonase lebih sering digunakan dalam pengukuran mineral atau bijih yang memiliki berat jenis tertentu. Sedangkan BCM lebih sering digunakan dalam pengukuran volume material yang tidak memiliki berat jenis tertentu, seperti batu dan tanah.

2. Apa beda BCM dan MC (Material Count)?

BCM dan MC keduanya adalah satuan pengukuran volume material. Namun, BCM lebih sering digunakan dalam pengukuran volume material yang berukuran besar, seperti stockpile atau dumpsite. Sedangkan MC lebih sering digunakan dalam pengukuran volume material yang berukuran kecil, seperti batu pecah atau pasir.

3. Apa beda BCM dan BOM (Bill of Material)?

BCM adalah satuan pengukuran volume material yang digunakan dalam kegiatan pertambangan. Sedangkan BOM (Bill of Material) adalah daftar bahan atau material yang digunakan dalam sebuah proyek konstruksi atau manufaktur. BOM sering digunakan dalam perencanaan produksi atau pengadaan bahan.

Kesimpulan

Dalam dunia tambang, penggunaan satuan BCM sangat penting untuk menghitung produksi tambang. Ada beberapa metode dalam menghitung BCM, tergantung pada jenis material yang akan dihitung. Pada umumnya, BCM dihitung dengan rumus panjang x lebar x tinggi. Namun, pada material seperti batubara, yang memiliki volume yang tidak tetap, BCM dihitung dengan menggunakan metode cross-section. Dengan mengetahui cara menghitung BCM, kita dapat memperkirakan produksi tambang dan mengoptimalkan penggunaan alat berat.

Semoga Bermanfaat dan sampai jumpa di artikel menarik lainnya!

Cara Menghitung BCM untuk Pekerjaan Tambang