Cara Menghitung Aktiva Perusahaan

Halo Sobat TeknoBgt! Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang cara menghitung aktiva perusahaan. Aktiva perusahaan adalah nilai total aset atau kepemilikan perusahaan dan menjadi salah satu aspek penting dalam menentukan nilai perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menghitung aktiva perusahaan dengan benar. Berikut ini adalah 20 langkah mudah untuk menghitung aktiva perusahaan:

1. Tentukan Jenis Aktiva Perusahaan

Langkah pertama dalam menghitung aktiva perusahaan adalah menentukan jenis aktiva yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa jenis aktiva perusahaan, antara lain:

Jenis AktivaContoh
Aktiva LancarKas, piutang, persediaan
Aktiva TetapTanah, bangunan, kendaraan
Aktiva Tidak BerwujudMerek dagang, paten, hak cipta

2. Hitung Nilai Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah aktiva yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu kurang dari satu tahun. Cara menghitung nilai aktiva lancar adalah dengan menjumlahkan nilai kas, piutang, dan persediaan perusahaan.

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki kas sebesar 50 juta, piutang sebesar 100 juta, dan persediaan sebesar 75 juta. Maka, nilai aktiva lancar perusahaan ABC adalah:

50 juta + 100 juta + 75 juta = 225 juta

3. Hitung Nilai Aktiva Tetap

Aktiva tetap adalah aktiva yang dimiliki perusahaan dalam jangka waktu yang lebih dari satu tahun. Cara menghitung nilai aktiva tetap adalah dengan menjumlahkan nilai tanah, bangunan, kendaraan, dan aset tetap lainnya.

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki tanah sebesar 500 juta, bangunan sebesar 1 miliar, dan kendaraan sebesar 750 juta. Maka, nilai aktiva tetap perusahaan ABC adalah:

500 juta + 1 miliar + 750 juta = 2,25 miliar

4. Hitung Nilai Aktiva Tidak Berwujud

Aktiva tidak berwujud adalah aktiva yang tidak berwujud fisik, seperti merek dagang, paten, hak cipta, dan goodwill. Cara menghitung nilai aktiva tidak berwujud adalah dengan menambahkan nilai-nilai tersebut.

Contoh:

Perusahaan ABC memiliki merek dagang sebesar 250 juta, paten sebesar 500 juta, hak cipta sebesar 750 juta, dan goodwill sebesar 1 miliar. Maka, nilai aktiva tidak berwujud perusahaan ABC adalah:

250 juta + 500 juta + 750 juta + 1 miliar = 2,5 miliar

5. Hitung Nilai Aktiva Total

Setelah mengetahui nilai aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud, kita dapat menghitung nilai total aktiva perusahaan dengan menjumlahkan ketiga nilai tersebut.

Contoh:

Dari contoh sebelumnya, nilai aktiva lancar perusahaan ABC adalah 225 juta, nilai aktiva tetap perusahaan ABC adalah 2,25 miliar, dan nilai aktiva tidak berwujud perusahaan ABC adalah 2,5 miliar. Maka, nilai total aktiva perusahaan ABC adalah:

225 juta + 2,25 miliar + 2,5 miliar = 5 miliar

6. Gunakan Laporan Keuangan

Langkah-langkah di atas adalah cara menghitung aktiva perusahaan secara manual. Namun, lebih mudah dan akurat jika menggunakan laporan keuangan yang disediakan oleh perusahaan. Laporan keuangan biasanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.

Contoh:

Dari laporan keuangan perusahaan ABC, kita dapat melihat nilai aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud, serta nilai total aktiva perusahaan.

7. Pelajari Persentase Aktiva

Setelah mengetahui nilai total aktiva perusahaan, kita dapat melihat persentase masing-masing jenis aktiva terhadap total aktiva. Hal ini dapat membantu kita dalam mengevaluasi kinerja perusahaan.

Contoh:

Jika aktiva lancar perusahaan ABC sebesar 225 juta, aktiva tetap perusahaan ABC sebesar 2,25 miliar, dan aktiva tidak berwujud perusahaan ABC sebesar 2,5 miliar, maka persentase masing-masing jenis aktiva terhadap total aktiva adalah:

  • Aktiva lancar: 4,5%
  • Aktiva tetap: 45%
  • Aktiva tidak berwujud: 50%

8. Analisis Perubahan Aktiva

Perubahan nilai aktiva perusahaan dari waktu ke waktu dapat memberikan informasi penting tentang arah perusahaan. Kita dapat menganalisis perubahan nilai aktiva perusahaan pada periode tertentu, misalnya perubahan dalam satu tahun.

Contoh:

Jika nilai aktiva perusahaan ABC pada tahun 2019 sebesar 4 miliar dan pada tahun 2020 sebesar 5 miliar, maka kita dapat melihat pertumbuhan aktiva perusahaan selama satu tahun tersebut sebesar 25%.

9. Pelajari Rasio Aktiva

Rasio aktiva adalah perbandingan antara aktiva dan kewajiban perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Contoh:

Jika nilai aktiva perusahaan ABC sebesar 5 miliar dan nilai kewajiban perusahaan ABC sebesar 3 miliar, maka rasio aktiva perusahaan ABC adalah:

5 miliar / 3 miliar = 1,67

Nilai rasio aktiva yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam membayar hutang.

10. Pelajari Rasio Lancar

Rasio lancar adalah perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dalam waktu kurang dari satu tahun.

Contoh:

Jika nilai aktiva lancar perusahaan ABC sebesar 225 juta dan nilai kewajiban lancar perusahaan ABC sebesar 100 juta, maka rasio lancar perusahaan ABC adalah:

225 juta / 100 juta = 2,25

Nilai rasio lancar yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam membayar hutang dalam waktu kurang dari satu tahun.

11. Pelajari Rasio Utang

Rasio utang adalah perbandingan antara kewajiban dan ekuitas perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang tingkat utang perusahaan.

Contoh:

Jika nilai kewajiban perusahaan ABC sebesar 3 miliar dan nilai ekuitas perusahaan ABC sebesar 2 miliar, maka rasio utang perusahaan ABC adalah:

3 miliar / 2 miliar = 1,5

Nilai rasio utang yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan memiliki tingkat utang yang rendah.

12. Pelajari Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah perbandingan antara aktiva dan kewajiban perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dalam jangka panjang.

Contoh:

Jika nilai aktiva perusahaan ABC sebesar 5 miliar dan nilai kewajiban perusahaan ABC sebesar 3 miliar, maka rasio solvabilitas perusahaan ABC adalah:

5 miliar / 3 miliar = 1,67

Nilai rasio solvabilitas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam membayar hutang dalam jangka panjang.

13. Pelajari Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek.

Contoh:

Jika nilai aktiva lancar perusahaan ABC sebesar 225 juta dan nilai kewajiban lancar perusahaan ABC sebesar 100 juta, maka rasio likuiditas perusahaan ABC adalah:

225 juta / 100 juta = 2,25

Nilai rasio likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

14. Pelajari Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dan aktiva perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang efisiensi pengelolaan aset perusahaan.

Contoh:

Jika laba bersih perusahaan ABC sebesar 1 miliar dan nilai aktiva perusahaan ABC sebesar 5 miliar, maka rasio profitabilitas perusahaan ABC adalah:

1 miliar / 5 miliar = 0,2 (atau 20%)

Nilai rasio profitabilitas yang tinggi menunjukkan efisiensi pengelolaan aset perusahaan yang baik.

15. Pelajari Rasio Efisiensi

Rasio efisiensi adalah perbandingan antara pendapatan perusahaan dan aset perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan.

Contoh:

Jika pendapatan perusahaan ABC sebesar 2 miliar dan nilai aktiva perus
ahaan ABC sebesar 5 miliar, maka rasio efisiensi perusahaan ABC adalah:

2 miliar / 5 miliar = 0,4 (atau 40%)

Nilai rasio efisiensi yang tinggi menunjukkan efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan pendapatan yang baik.

16. Pelajari Rasio Turnover

Rasio turnover adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dan nilai aset perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Contoh:

Jika jumlah penjualan perusahaan ABC sebesar 3 miliar dan nilai aktiva perusahaan ABC sebesar 5 miliar, maka rasio turnover perusahaan ABC adalah:

3 miliar / 5 miliar = 0,6 (atau 60%)

Nilai rasio turnover yang tinggi menunjukkan efisiensi penggunaan aset perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang baik.

17. Pelajari Rasio Penerimaan Kas

Rasio penerimaan kas adalah perbandingan antara jumlah kas yang diterima perusahaan dan nilai penjualan perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang efisiensi penggunaan kas perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

Contoh:

Jika jumlah kas yang diterima perusahaan ABC sebesar 1 miliar dan jumlah penjualan perusahaan ABC sebesar 3 miliar, maka rasio penerimaan kas perusahaan ABC adalah:

1 miliar / 3 miliar = 0,33 (atau 33%)

Nilai rasio penerimaan kas yang tinggi menunjukkan efisiensi penggunaan kas perusahaan dalam menghasilkan penjualan yang baik.

18. Pelajari Rasio Penjualan Bersih

Rasio penjualan bersih adalah perbandingan antara jumlah penjualan perusahaan dan biaya produksi perusahaan. Rasio ini dapat memberikan informasi tentang margin keuntungan perusahaan.

Contoh:

Jika jumlah penjualan perusahaan ABC sebesar 3 miliar dan biaya produksi perusahaan ABC sebesar 2 miliar, maka rasio penjualan bersih perusahaan ABC adalah:

3 miliar / 2 miliar = 1,5

Nilai rasio penjualan bersih yang tinggi menunjukkan margin keuntungan perusahaan yang tinggi.

19. FAQ

1. Apa itu aktiva perusahaan?

Aktiva perusahaan adalah nilai total aset atau kepemilikan perusahaan.

2. Mengapa penting untuk menghitung aktiva perusahaan?

Aktiva perusahaan menjadi salah satu aspek penting dalam menentukan nilai perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara menghitung aktiva perusahaan dengan benar.

3. Apa saja jenis-jenis aktiva perusahaan?

Jenis-jenis aktiva perusahaan antara lain aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud.

4. Bagaimana cara menghitung nilai aktiva lancar?

Cara menghitung nilai aktiva lancar adalah dengan menjumlahkan nilai kas, piutang, dan persediaan perusahaan.

5. Bagaimana cara menghitung nilai aktiva tetap?

Cara menghitung nilai aktiva tetap adalah dengan menjumlahkan nilai tanah, bangunan, kendaraan, dan aset tetap lainnya.

6. Bagaimana cara menghitung nilai aktiva tidak berwujud?

Cara menghitung nilai aktiva tidak berwujud adalah dengan menambahkan nilai merek dagang, paten, hak cipta, dan goodwill.

7. Bagaimana cara menghitung nilai total aktiva perusahaan?

Nilai total aktiva perusahaan dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva tidak berwujud.

8. Apa saja rasio-rasio yang

Cara Menghitung Aktiva Perusahaan