Contoh buku fiksi dan nonfiksi
Contoh buku fiksi dan nonfiksi

Contoh buku fiksi dan nonfiksi

Berikut ini jawaban sudah terverifikasi ahli tentang pertanyaan Contoh buku fiksi dan nonfiksi tugas soal Kelas  : SMP Mapel : Bahasa Indonesia Bab : Karangan.

Pertanyaan:

Contoh buku fiksi dan nonfiksi

Jawaban:

Contoh buku FIKSI adalah novel berjudul SUPERNOVA: KSATRIA & BINTANG JATUH karangan Dewi Lestari. Adapun contoh buku NONFIKSI adalah KEAJAIBAN ENZIM karya Dr. Shinya, seorang dokter sekaligus pakar kesehatan dari Jepang.

Penjelasan

Secara umum, buku dibagi menjadi dua yakni:

  1. BUKU FIKSI (rekaan)
  2. BUKU NONFIKSI (bukan rekaan)

Buku Fiksi disusun dari imajinasi penulis sehingga sifatnya tidak benar-benar terjadi melainkan hanya karangan belaka. Fiksi ini tidak lahir dari fakta sesungguhnya. Adapun Buku Nonfiksi adalah semua jenis buku yang sifatnya bukan rekaan, lahir dari fakta dan bukan sekedar imajinasi belaka.

Secara umum, buku-buku yang dianggap fiksi apabila ia berupa kumpulan cerpen, sebuah novel, berisi drama, berisi dongeng, berisi mitos, berisi fabel, memuat hikayat, berbentuk komik yang lahir dari imajinasi dan lain sebagainya.

Adapun buku-buku yang sifatnya nonfiksi apabila ia merupakan laporan ilmiah seperti skripsi, tesis dan lain sebagainya. Atau buku ensiklopedia, jurnal, esai, biografi, buku pelajaran sekolah, kamus bahasa, kamus pintar dan lain sebagainya.

 

Buku Fiksi

Buku fiksi merupakan karangan yang sesuai khayalan penulis. sesuai dengan namanya, fiksi berarti cerita atau latar berdasarkan imajinasi; tak terikat di fakta atau sejarah. Jenis buku ini tidak selaras dengan buku non fiksi.

Ciri-ciri buku fiksi

  • Ditulis sesuai khayalan atau imajinasi .
  • Ditulis memakai gaya bahasa.
  • Berbentuk cerpen serta novel.
  • Sifat katanya banyak konotatif atau makna yang dibubuhi.

Contoh buku Fiksi

  • Negeri para bedebah
  • Layar terkembang
  • Hujan
  • Tenggelamnya kapal van der wijck
  • Ziarah

Buku non-Fiksi

Buku non-fiksi bisa didefinisikan menjadi karya yang ditulis oleh penulis menggunakan menggabungkan serangkaian fakta serta data yang dapat dipercaya.

 

Ciri-ciri buku nonfiksi

  • Faktual/fakta
  • Ditulis memakai Bahasa Formal
  • Berbentuk tulisan Ilmiah Popular
  • memakai Metode Penulisan Denotatif

Contoh buku non fiksi :

  • Cara membangun kepercayaan diri
  • Diplomat
  • hidup Sederhana
  • Membaca pikiran orang dan  bahasa tubuh
  • Soekarno

Cerita

Cerita merupakan salah satu jenis prosa yang jalan atau isi ceritanya bukan kejadian nyata atau hanya dibuat-buat. Cerita berisi peristiwa-peristiwa yang dibuat oleh penulis untuk dibaca sebagai hiburan atau menyampaikan pesan moral. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerita merupakan sebuah tuturan yang membentangkan peristiwa bagaimana terjadinya suatu peristiwa atau kejadian, tuturan ini berisi perbuatan, pengalaman, atau penderitaan seseorang.

Unsur-Unsur Cerita

  • Judul: merupakan nama yang digunakan atau dipakai dalam sebuah buku, cerita, atau bab tertentu, judul ini harus dapat mencangkup isi dari sebuah buku, paragraf, atau bab yang diwakili.
  • Tema: merupakan sebuah gagasan pokok atau ide pikiran mengenai suatu hal dalam cerita, tema ini dapat dikatakan sebagai inti pikiran dari suatu hal atau cerita. Sebuah karya tulis harus memiliki sebuah tema baik itu tulisan ilmiah maupun non ilmiah. Tema ini menjadi unsur paling penting yang dilihat oleh pembaca.
  • Latar waktu: merupakan alur dari waktu yang ditampilkan dalam sebuah cerita, latar waktu ini ditandai dengan pernyataan waktu dalam sebuah cerita.
  • Latar tempat: merupakan tempat dimana cerita tersebut terjadi atau terlaksana, latar tempat ini ditandai dengan penyebutan tempat dalam suatu cerita.
  • Latar suasana: merupakan gambaran yang berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam sebuah cerita atau paragraf. Pada penggalan cerita di soal sangat jelas diterangkan mengenai latar suasana, latar ini tergambar dalam kalimat “cuaca cerah”, “tampak bunga mekar”, dan “menghamparkan mantel hujan di atas rumput”.
  • Sudut Pandang: merupakan cara penulis dalam menempatkan tokoh utama yang dituliskan dalam cerita atau paragrafnya. Sudut pandang ini digunakan untuk menarik pembaca dan juga memberikan posisi agar tokoh tersebut menjadi menarik pula. Terdapat beberapa jenis sudut pandang dalam sebuah cerita atau paragraf, yaitu:
  1. Sudut pandang tokoh pertama yang menempatkan tokoh utama sebagai pelaku utama dengan menggunakan kata ganti “aku” atau “saya”.
  2. Sudut pandang tokoh pertama sebagai sampingan yang menempatkan tokoh sebagai pembantu atau sampingan.
  3. Sudut pandang orang kedua yang menempatkan penulis seolah-olah menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita atau paragraf.
  4. Sudut pandang orang ketiga serba tahu yang menempatkan penulis sebagai orang yang mengetahui segala kejadian dalam cerita, namun penulis tidak masuk ke dalam cerita tersebut sebagai tokoh.
  • Nilai Moral: merupakan nilai-nilai yang berkaitan dengan adab, kesopanan, etika, maupun moral yang berlaku dalam sebuah kelompok masyarakat atau dapat disebut juga dengan istilah norma.
  • Pelaku atau penokohan: merupakan tokoh-tokoh atau para pelaku yang terdapat dalam sebuah cerita, penokohan ini berisi jumlah dan data-data diri dari para pelaku di dalam suatu cerita.
  • Watak para pelaku: merupakan sifat-sifat yang dimiliki oleh para pelaku atau tokoh dalam suatu cerita.
  • Permasalahan: merupakan masalah atau konflik yang ditampilkan oleh penulis dalam sebuah cerita, konflik atau permasalahan ini menjadi suatu hal yang penting dalam membuat cerita menjadi menarik.
  • Cara penyelesaian masalah: merupakan solusi dari permasalahan yang terjadi dalam sebuah cerita, cara penyelesaian masalah ini pada umumnya berada pada bagian akhir cerita.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

Contoh buku Fiksi

  • Negeri para bedebah
  • Layar terkembang
  • Hujan
  • Tenggelamnya kapal van der wijck
  • Ziarah

Contoh buku non fiksi :

  • Cara membangun kepercayaan diri
  • Diplomat
  • hidup Sederhana
  • Membaca pikiran orang dan  bahasa tubuh
  • Soekarno